Saling bantah mengenai siapa yang punya ide menukar atau mengganti tahanan dari Kasiem menjadi Karni masih terus berlanjut. Awalnya Hasnomo menyebut ide itu datang dari Atmari. Atmari lalu menuding balik Hasnomo. Hari ini, Hasnomo kembali menegaskan bahwa ide itu datang dari Atmari.
Pada Kompas, Rabu (5/1/2011) malam, Hasnomo menegaskan kembali bahwa ide menukar tahanan dari Kasiem menjadi Karni itu dilontarkan oleh petugas Lapas Klas II Bojonegoro, Atmari. Hasnomo menyatakan tidak pernah memiliki ide untuk melakukan penukaran napi.
Kejadian tersebut bermula saat dia didatangi oleh mantan sopir Kasiem yang meminta tolong terkait vonis bagi Kasiem. "Dari fotokopi berkas, saya baru mengetahui Kasiem divonis 3,5 bulan. Jadi saya bilang, paling hanya bisa minta tolong ke kejaksaan," paparnya.
Lalu Hasnomo mendatangi Kejari Bojonegoro. Di sana dia bertemu dengan jaksa kenalannya, Arifin. Namun, Arifin mengatakan, kasus Kasiem ditangani oleh dua jaksa, yaitu Hendro dan Putri. "Lalu kebetulan Pak Hendro lewat, jadi saya langsung berbicara dengan dia," tutur Hasnomo.
Dia pun menyampaikan tentang kasus Kasiem yang sudah diputus di Mahkamah Agung dengan vonis 3,5 bulan. Selanjutnya, Hasnomo memberitahukan faktor kesehatan Kasiem yang sedang sakit agar menjadi pertimbangan kejaksaan melakukan eksekusi formal saja. "Pak Hendro bilang akan bicara dengan bosnya," ungkapnya lagi.
Keesokan harinya, Hasnomo kembali ke Kejari Bojonegoro dan bertemu dengan Hendro. Ternyata, Kajari Wahyudi tidak berani, dan Kasiem harus tetap dieksekusi sehingga Hasnomo bertanya kepada Hendro mengenai jalan keluar terbaik agar Kasiem tidak ditahan. "Pokoknya bawa sini, saya eksekusi, nanti setelah saya serahkan ke lapas terserah bagaimana, saya tutup mata," ujar Hasnomo, menirukan ucapan Hendro.
Selanjutnya, Hasnomo menemui petugas lapas, Atmari, di rumahnya. Dia kembali menceritakan posisi kasus Kasiem dan menanyakan apakah mungkin Kasiem tidak masuk ke lapas. Atmari mengatakan tidak bisa. "Tetapi dia mempunyai ide, kalau ada pengganti Atmari bersedia membantu, dia minta saya mencari pengganti Kasiem," kata Hasnomo lagi.
Setelah menceritakan ke Kasiem, perempuan itu meminta bantuan Hasnomo untuk mencarikan pengganti. Dia sendiri juga berusaha mencari orang yang mau menggantikan posisinya menjadi penghuni lapas.
Saat Hasnomo ke bengkel, dia berjumpa dengan kawan lama bernama Angga. Setelah menceritakan kasus Kasiem, Angga menyanggupi untuk mencarikan orang. Akhirnya dia menyodorkan Karni. "Kata Angga, Karni mau karena terlilit utang," ujarnya.
Selanjutnya, Hasnomo kembali mendatangi Atmari. Dalam pembicaraan, Atmari meminta Hasnomo untuk mengondisikan kejaksaan. Dia kembali mendatangi Hendro yang mengatakan tetap mengeksekusi Kasiem, tetapi tutup mata atas apa yang terjadi saat di lapas.
Atmari, kata Hasnomo, juga memberitahu bahwa biasanya yang membawa tahanan petugas bernama Widodo Priyono. Ketika ditanya, Widodo menanyakan apakah Atmari bersedia? "Saya jawab siap," ungkapnya.
Pada hari eksekusi 27 Desember 2010, setelah dari rumah Widodo, Hasnomo ke kejaksaan untuk memenuhi eksekusi Kasiem. Lalu dia meninggalkan terpidana untuk menjalani pemeriksaan dan memenuhi persyaratan administratif. "Saya meninggalkan kejaksaan, lalu berangkat ke lapas, tetapi tidak bersama Kasiem," tuturnya.
Kasiem tiba di lapas menggunakan mobil bernomor polisi N 1663 VD. Di mobil itu, selain Kasiem juga terdapat Karni dan Angga. Akhirnya Karni yang turun untuk masuk ke lapas, sedangkan Kasiem tetap di dalam mobil.
"Setelah Karni dibawa masuk, saya pulang," ujarnya. Tiga hari kemudian, tepatnya 31 Desember 2010, penukaran itu terungkap.(Kompas)
Berita Bojonegoro News