Pencarian Berita

16 Agustus 2007

BOJONEGORO : Pembebasan Lahan Baru sampai Tahap Pendataan

Berita Bojonegoro News.


Sumur minyak di Blok Cepu masih lama bisa dinikmati hasilnya. Sebab, saat ini baru beberapa tahapan yang dilalui agar ladang minyak tersebut bisa menghasilkan.

Pembebasan lahan yang dibutuhkan untuk operasional saja hingga kini belum selesai. Padahal, setelah pembebasan lahan masih banyak tahapan lagi yang harus dilalui.

Asisten Bidang Hukum dan Pemerintahan Setkab Bojonegoro Kamsoeni menjelaskan, lahan yang diperlukan utuk operasional sumur minyak Banyuurip di Blok Cepu tidak lebih dari 700 hektare. Lahan sebanyak itu milik sekitar 1.600 warga yang tersebar di sembilan desa di dua kecamatan, yakni Kalitidu dan Ngasem.

Saat ini, lanjut Kamsoeni, sosialisasi tentang pembebasan lahan sudah selesai. Sedangkan yang sedang dijalankan adalah tahap verifikasi sekaligus pengumpulan data. Antara lain, terkit tempat serta pemilik tanah yang akan dibebaskan. Setelah itu, pematokan atas lahan tersebut oleh Mobil Cepu Limited (MCL) anak perusahaan ExxonMobil dalam pengelolaan Blok Cepu.

Setelah pematokan lahan akan dilakukan pengumuman mengenai tanah milik siapa saja yang bakal kena proyek Blok Cepu. "Setelah itu ya terserah negosiasi kedua belah pihak (pemilik lahan dan MCL) mengenai kesepakatan harga," jelasnya.

Sementara itu, Humas MCL Vasta C. Choesin kepada wartawan koran ini menyatakan, setelah pembebasan lahan pihaknya akan memulai perekrutan kontraktor untuk membangun infrastruktur produksi Blok Cepu. Sedangkan pembebasan lahan untuk sumur Banyuurip (sekitar 700 hektare) ditarget tuntas pertengahan tahun depan.

Terkait lahan untuk pipanisasi dari sumur minyak Banyuurip sampai ke tempat pengapalan di Palang, Tuban, Vasta menyatakan pihaknya membutuhkan lahan dengan lebar minimal enam meter sepanjang jalur pipa tersebut. Namun, tidak semua tanah sepanjang jalur pipa tersebut dibeli. Menurut dia, tanah yang dibeli hanya untuk kebutuhan penanaman pipa. Sisanya akan disewa. "Karana kita butuh lahan lebih luas untuk penempatan pipa sebelum ditanam," terangnya.

Dia mengatakan, sosialisai tentang pipanisasi akan dilakukan sebelum bulan puasa. Yakni, sekitar sekitar bulan depan. Namun, tambah dia, jika tidak memungkinkan akan dilakukan setelah bulan-bulan tersebut. "Tapi kita masih mengusahakan agar bisa dilakukan sebelum bulan puasa," ungkapnya.

Sedangkan proses setelah sosialisasi, lanjut dia, sama dengan proses dalam pembebasan lahan untuk operasional di sumur minyak Banyuurip.

Pengeboran Sumur Kajian sampai 5 Bulan ke Depan

Sementara itu, terkait pengeboran di sumur minyak Banyuurip Vasta mengatakan bahwa hingga kini pihaknya masih mengebor dua sumur kajian (deliniasi). Yakni, sumur A3 dan A4. Pengeboran untuk mengetahui kapasitas kandungan minyak di sumur minyak itu diperkirakan akan memakan waktu 5-6 bulan sejak dimulai sekitar awal bulan ini.

Dia juga mengatakan bahwa sebelumnya sudah ada empat sumur di sumur Banyuurip. "Salah satunya Banyuurip 3," katanya.

Keterangan yang diterima wartawan koran ini menyebutkan, sumur Banyuurip 3 merupakan sumur temuan pertama yang menyebutkan bahwa kandungan minyak di sumur tersebut 250 juta barel.

Ke depan, kata Vasta, di Blok Cepu, termasuk di sumur Banyuurip, akan ada 49 sumur. Yakni, 32 di antaranya sumur produksi, sisanya sumur injeksi (untuk mendorong minyak ke atas). Selain di sumur Banyuurip, sumur-sumur minyak itu berada di Alastuwo Barat di Desa/Kecamatan Ngasem; Alastuwo Timur di Desa Ngunut, Kecamatan Dander; dan Kedungkeris di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu.

Pengeboran sumur-sumur itu bakal dilakukan mulai awal tahun depan setelah pengeboran sumur kajian selesai.

Tenaga Kerja Mulai Didata

Terkait tenaga kerja yang kini terlibat proyek sumur minyak Banyuurip Vasta menjelaskan bahwa saat ini pihaknya telah mengirimkan surat kepada para subkontraktornya agar segera melaporkan jumlah tenaga kerja masing-masing, baik yang lokal maupun asing.

"Selanjutnya akan kita laporkan ke pihak-pihak terkait sesuai peraturan yang ada," ungkapnya.

Dia mengaku saat ini belum mengetahui jumlah persis tenaga kerja asing maupun lokal di Blok Cepu. Sebab, data dari subkontraktor belum masuk. "Kalau itu saya belum bisa berbicara karena belum pegang data" katanya.

Tentang kantor yang ada di Bojonegoro Vasta juga menjelaskan saat ini pihaknya juga sedang bersiap-siap untuk menempati kantor tersebut sesuai permintaan pemkab. Hanya, kapan tepatnya dia belum bisa memastikan. "Yang jelas kontrak kita di sana masih cukup," imbuhnya.

Seperti diberitakan koran ini, pemerintah menargetkan akhir 2008 Blok Cepu sudah berproduksi. Sedangkan produksi puncak mencapai 165 ribu barel per hari ditargetkan tercapai pada 2010. Minyak dari Blok Cepu akan disalurkan melalui pipa 20 inch menuju lepas pantai Palang, Tuban, untuk selanjutnya disimpan sementara di FSO (floating storage oil) yang berlabuh di lepas pantai Palang, kemudian dikapalkan ke Cilacap, Jawa Tengah, untuk diolah.
Share this article now on :